Cerita Bijak: Sebuah Warung Makan
Melihat Sisi Lain dari Sebuah Warung Makan
Warung
makan, selain merupakan tempat untuk mengisi perut, juga dapat
dijadikan sebagai tempat dengan fungsi yang berbeda. Orang-orang yang
datang ke tempat makan mempunyai berbagai alasan, mulai dari yang paling
umum sampai yang khusus. Jika ingin melihat berbagai macam tipe orang
lain, kalian bisa menemukannya di sini.
Duduk menikmati
makanan sembari melihat orang-orang yang sedang dalam kesibukannya
masing-masing merupakan hal yang sering kulakukan. Hanya sebagian orang
yang tujuan utamanya adalah datang untuk memuaskan rasa laparnya,
sisanya mereka memanfaatkan fasilitas yang ada di dalam warung makan
ini. Ya, fasilitas yang baik menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat. Mulai dari menjadi tempat pertemuan kantoran, makan dan
bermain bersama keluarga, reuni dan ajang curhat dengan teman-temannya,
mengerjakan tugas, memanfaatkan internet, dan ada juga yang menikmati
kesendiriannya.
Aku menikmati kesendirianku di sudut
ruangan, mendengarkan lagu dengan headset, menjelajah internet, dan
sesekali mengetik sesuatu yang mungkin akan menjadi sebuah tulisan,
seperti tulisan ini. Aku menulisnya tidak sengaja dengan memandang
mereka yang menjadi objek tulisanku, entah kapan aku tertarik
memperhatikan orang-orang dalam meja yang berbeda.
Bermacam-macam
orang yang kutemukan, dengan ekspresi yang berbeda. Aku memperhatikan
mereka sembari mencoba menebak jalan pikiran mereka dan mempelajari
makna dari ekspresi seseorang. Yah, aku memang kurang kerjaan, namun
kuakui, dengan duduk diam sambil memperhatikan mereka membuatku merasa
bersyukur dengan semuanya.
Terkandang aku ikut tertawa
ketika mendengar celetukan unik dari meja di sebelahku, terkadang aku
ikut serius melihat orang lain menjelaskan sesuatu dengan suara yang
besar, terkadang aku mencuri dengar curhatan mereka. Semua tingkah laku
mereka sangat menarik mata sipit dan telinga ultrasonikku bekerja.
Dari
berbagai usia dan pekerjaan, ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, dan
sebagainya. Semua berkumpul tanpa mengganggu sama sekali, sebuah
toleransi yang sangat baik. Ruangan yang kecil, bahkan jarak yang dekat
setiap meja tidak membuat mereka terganggu dengan kegiatannya
masing-masing. Mendengar segala percakapan mereka sangat mungkin, yang
lain tidak terlalu mempermasalahkannya, namun ketika ada suara aneh yang
terdengar, seperti tangisan bayi atau nampan yang jatuh, ada banyak
reaksi yang terlihat. Entah ini baik atau tidak, dengan melihat dan
memperhatikan mereka, aku banyak mengerti tentang kehidupan orang lain.
Orang
lain juga punya masalahnya masing-masing. Mungkin hari ini, ada yang
datang dengan kabar baik meluangkan waktu bersama keluarganya, ada yang
datang dengan ekspresi murung lalu bercerita dengan temannya yang sudah
menunggu, ada yang dengan muka lelahnya sedang mengerjakan tugas bersama
teman sekelasnya, ada pula yang datang sendiri, makan sendiri, seolah
ingin bersembunyi dari hal yang sedang dihadapinya. Seperti sebuah roda
kehidupan, berputar, mengubah posisi seseorang.
Warung
makan ini seperti sebuah dunia kecil, akan ada saatnya yang murung akan
terlihat bahagia, yang bahagia mungkin akan ada saatnya datang dengan
sebuah masalah untuk diselesaikan bersama. Setidaknya ini menyadarkanku
bahwa seseorang punya waktunya sendiri. Akan ada saatnya aku seperti
mereka yang bahagia, akan ada saatnya aku yang sekarang duduk di sudut
ruangan berada di meja tengah bersama teman-temanku, Yup! Akan ada
saatnya.
Bersikap bodoh, menyerah dan mengeluh bukan
suatu kesimpulan yang baik, melainkan berbagi dan merenung adalah sikap
yang ditunjukkan beberapa orang di sini. Ya, itu sebuah pilihan yang
baik, untukku yang harus siap dalam segalanya, karena hidupku masih
berharga dan aku masih punya kesempatan, selama aku masih bernapas.
Ketika
kalian sedang berada pada masa seolah “dibuang” dari dunia ini, cobalah
ke sebuah warung makan, duduk di sudut ruangan, memperhatikan
orang-orang di sekitar. Maka kau akan belajar sesuatu dari mereka.
Bagaimana mereka menghabiskan waktu dan bersikap mengenai apa yang telah
mereka alami selama ini. Maka kau akan melihat bahwa dirimu masih
berada dalam dunia ini, hanya saja ini belum waktumu untuk bersinar. Dia
akan datang pada saat yang tepat ketika kau sudah siap untuk semuanya.
Bersyukur, Berusaha, dan Berdoa.
Dariku yang ada di sudut ruangan.
Post a Comment for "Cerita Bijak: Sebuah Warung Makan"
Silakan berikan komentar kamu, komentar bisa berupa pertanyaan, saran, kritik, maupun request. Dengan syarat dan ketentuan:
- Tidak mengandung link eksternal. Komentar dengan link eksternal kemungkinan akan di-remove
- Tidak mengandung kata-kata yang tidak pantas
- Tidak mengundang provokasi dan miskonsepsi