[#REFILL] Tunnel (2016)
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkunjung, Pada kesempatan kali ini, kita akan berada dalam segmen #REFILL (REview FILm Loh!), yang berisi sekilas info dan review untuk sebuah film yang telah disaksikan sebelumnyaa.
#REFILL – Korean Movie
Aku Masih Hidup ... - Jung-Soo
Apa lebih penting siaran TV daripada menyelamatkan nyawa manusia? - Dae-Kyung
Tunnel (2016)
Informasi Umum:
- Judul: 터널 / Teonel / Tunnel
- Genre: Bencana Alam
- Waktu Tayang: 10 Agustus 2016
- Sutradara: Kim Sung-Hoo
- Penulis: So Jae-Won (novel), Kim Sung-Hoon
- Durasi: 126 Menit
- Bahasa: Korean
Pemeran Utama:
- Ha Jung-Woo sebagai Lee Jung-Soo
- Bae Doo-Na sebagai Se-Hyun
- Oh Dal-Su sebagai Kim Dae-Kyung
Sinopsis:
Lee Jung-soo (Ha Jung-woo) pulang untuk merayakan ulang tahun putrinya. Saat mengemudi melalui terowongan melalui gunung, terowongan itu runtuh. Ketika Lee Jung-Soo sadar kembali, dia menemukan dirinya terjebak di dalam mobilnya, yang terkubur di bawah ton beton dan puing-puing. Semua yang dimilikinya di dalam mobil adalah ponselnya, dua botol air, dan kue ulang tahun putrinya. Dia membentuk semacam ikatan khusus dengan kepala tim penyelamat, Kim Dae-Kyung, yang mengajarinya cara bertahan hidup di terowongan.
Sumber: Wikipedia
Nge-Review:
Setiap individu punya pendapatnya sendiri, yaa
TV lokal Indonesia sedang beramai-ramai menampilkan drama dan film dari negeri gingseng Korea Selatan. Mulai dari drama Korea yang sedang hits belakangan ini sampai dengan drama yang dimainkan oleh para aktor yang terkenal, terutama untuk mereka yang baru memasuki dunia K-drama.
Film Korea juga cukup berjaya, tiap hari ditayangkan, dengan genre yang berbeda-beda. Nah, kebetulan Ai juga sudah menonton beberapa film tersebut dan ingin merekomendasikannya kepada kalian dan mereka, yang mungkin dengan mudahnya memberikan penilaian kurang menyenangkan jika sudah berhubungan dengan K-Pop, K-Drama bahkan K-Movie tanpa melihatnya terlebih dahulu. Berikut, Ai ceritakan garis besar filmnya dan mencoba untuk tidak terlalu berlebihan.
Perlu Ai ingatkan sebelumnya, kalian jangan sampai salah mengira yang akan Ai bahas ini adalah sebuah drama. Memang, di negara asalnya, ada beberapa film dan drama yang berjudul sama, seperti contohnya ‘Tunnel’, namun kalian bisa membedakannya dari segmen yang Ai sudah tuliskan di atas. Jadi, jangan sampai salah paham ya! Biar kita bisa berelasi dengan baik.😎
Apapun bisa terjadi dalam sembarang waktu, seorang manusia bisa mengalami hal yang bahkan tak disangka sebelumnya, tidak ada persiapan, memutar otak agar dapat bertahan hidup sembari menunggu pertolongan. Itu mungkin sebagian kecil tujuan dari naskah yang ditulis oleh So Jae-Won pada tahun 2013 dalam sebuah novel yang kemudian diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 2016 dengan judul yang sama.
Berada di tengah terowongan yang runtuh. Jika kalian berada diposisi Lee Jung-Soo, apa yang akan kalian lakukan? Menangis, meratapi nasib, menunggu keajaiban atau mencoba bertanya pada kerang ajaib spongebob? Kalau hal itu yang terjadi maka film ini akan menjadi sangat membosankan dan berdurasi pendek. Maka film ini menyajikan banyak hal yang tidak monoton. Selain dari usaha bertahan hidup yang akan membuat kejutan di setiap pergerakannya, kita juga disajikan tentang keadaan di luar TKP, tentang bagaimana masyarakat sekitar menanggapi dan berempati pada korban.
Dengan sebuah ponsel yang memiliki keterbatasan daya, Jung-Soo mencoba bertahan dengan bimbingan Dae-Kyung. Mulai dari mempertahankan baterai ponselnya agar tetap bisa berkomunikasi dengan tim penyelamat sampai dengan situasi makan dan minum yang harus dikontrol untuk menjaga kesehatan sampai dia bisa diselamatkan. Akhirnya Jung-Soo pun mencoba membuat dirinya dalam kondisi yang nyaman sampai ketika ada saat dia pun mencoba menyelamatkan orang lain, juga mencoba berusaha mencari jalan keluar sendiri dengan beberapa cobaan yang terus dialaminya, tidak boleh dilewatkan.
Menyelamatkan seseorang, tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi dengan kondisi yang dialami Jung-Soo. Ketika sudah semakin dekat dengan posisi korban, ada saja yang bisa terjadi agar film ini tak sekadar penyelamatan biasa. Tim penyelamat yang senantiasa memikirkan cara untuk menyelamatkannya sampai memutar otak, namun kondisi yang terus saja tidak terkendali, cuaca yang tidak mendukung, serta baterai ponsel Jung-Soo yang sudah habis membuat tim penyelamat memutuskan untuk berhenti berharap.
Bencana alam, kalau kita berbicara mengenai hal tersebut maka, Ai yakin yang paling disoroti adalah pemilik atau perancang tempat, masyarakat sekitar, tim penyelamat dan peranan pemerintah dalam menyelamatkan warganya yang terjebak dalam bencana tersebut. Maka semua yang Ai tuliskan di atas akan meramaikan film ini.
Sebuah rasa khawatir dari keluarga yang berharap keselamatannya, kemanusiaan yang kuat dari usaha tim penyelamat disandingkan dengan pemerintah yang hanya numpang mencari muka dihadapan media, demi sebuah nama baik. Tak lupa pula, sebuah perjuangan yang sulit bagi korban untuk terus berada dalam keadaan yang stabil. Meski tidak mudah dan rasa menyerah kadang menyerang psikis-nya, namun sebuah keinginan kuat jika dibarengi dengan usaha yang maksimal dengan segala perhitungannya, akan membuat sebuah keajaiban.
Apa yang menarik dari film ini? Menurut Ai, semuanya. Film yang ringan namun terselip sebuah makna untuk mengingatkan mereka yang sedang berkuasa, serta tak mengurangi unsur kekeluargaan dan rasa kemanusiaan di dalamnya. Menolong bukan suatu hal yang akan membuatmu rugi, malah akan mempererat juga mempertajam rasa empati yang harusnya dimiliki semua orang.
Keseluruhan film ini didukung oleh mereka yang tampil apik, yang memerankan karakter dengan sangat baik. Patut diacungi jempol Ha Jung-Woo yang selalu menghadirkan tepukan tangan yang meriah untuk aktingnya, baik itu serius maupun bercanda, juga para main cast yang menjalankan karakternya masing-masing. Sempat kesal sendiri dengan mereka yang dengan gampangnya memutuskan ingin berhenti berjuang sementara belum ada kepastian yang terpampang nyata tentang sang korban. Kalian bisa membuktikannya sendiri. Peace!
Tak perlu ada yang dikhawatirkan, film ini sangat cocok untuk semua kalangan, mulai dari kakek-nenek, bapak-ibu, saudara-saudari, bisa kalian ajak nonton tanpa mengkhawatirkan sesuatu yang canggung diantara kalian. Kalau kalian menyukai genre ringan dan menantang, ya film ini sangat boleh dicoba. Satu tambahan, dalam film ini kalian bisa membedakan mereka yang benar-benar berusaha menolong dan berempati kepada orang yang kesusahan atau mereka yang hanya mengambil sebuah keuntungan dari penderitaan orang lain.
So, Tidak seperti drama yang mungkin akan menghabiskan banyak waktu, untuk sebuah film, Ai yakin kalian tidak akan kecewa banyak. Apalagi untuk film ini. Hehehe…😁😁
Film Korea juga cukup berjaya, tiap hari ditayangkan, dengan genre yang berbeda-beda. Nah, kebetulan Ai juga sudah menonton beberapa film tersebut dan ingin merekomendasikannya kepada kalian dan mereka, yang mungkin dengan mudahnya memberikan penilaian kurang menyenangkan jika sudah berhubungan dengan K-Pop, K-Drama bahkan K-Movie tanpa melihatnya terlebih dahulu. Berikut, Ai ceritakan garis besar filmnya dan mencoba untuk tidak terlalu berlebihan.
Perlu Ai ingatkan sebelumnya, kalian jangan sampai salah mengira yang akan Ai bahas ini adalah sebuah drama. Memang, di negara asalnya, ada beberapa film dan drama yang berjudul sama, seperti contohnya ‘Tunnel’, namun kalian bisa membedakannya dari segmen yang Ai sudah tuliskan di atas. Jadi, jangan sampai salah paham ya! Biar kita bisa berelasi dengan baik.😎
Apapun bisa terjadi dalam sembarang waktu, seorang manusia bisa mengalami hal yang bahkan tak disangka sebelumnya, tidak ada persiapan, memutar otak agar dapat bertahan hidup sembari menunggu pertolongan. Itu mungkin sebagian kecil tujuan dari naskah yang ditulis oleh So Jae-Won pada tahun 2013 dalam sebuah novel yang kemudian diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 2016 dengan judul yang sama.
Berada di tengah terowongan yang runtuh. Jika kalian berada diposisi Lee Jung-Soo, apa yang akan kalian lakukan? Menangis, meratapi nasib, menunggu keajaiban atau mencoba bertanya pada kerang ajaib spongebob? Kalau hal itu yang terjadi maka film ini akan menjadi sangat membosankan dan berdurasi pendek. Maka film ini menyajikan banyak hal yang tidak monoton. Selain dari usaha bertahan hidup yang akan membuat kejutan di setiap pergerakannya, kita juga disajikan tentang keadaan di luar TKP, tentang bagaimana masyarakat sekitar menanggapi dan berempati pada korban.
Dengan sebuah ponsel yang memiliki keterbatasan daya, Jung-Soo mencoba bertahan dengan bimbingan Dae-Kyung. Mulai dari mempertahankan baterai ponselnya agar tetap bisa berkomunikasi dengan tim penyelamat sampai dengan situasi makan dan minum yang harus dikontrol untuk menjaga kesehatan sampai dia bisa diselamatkan. Akhirnya Jung-Soo pun mencoba membuat dirinya dalam kondisi yang nyaman sampai ketika ada saat dia pun mencoba menyelamatkan orang lain, juga mencoba berusaha mencari jalan keluar sendiri dengan beberapa cobaan yang terus dialaminya, tidak boleh dilewatkan.
Menyelamatkan seseorang, tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi dengan kondisi yang dialami Jung-Soo. Ketika sudah semakin dekat dengan posisi korban, ada saja yang bisa terjadi agar film ini tak sekadar penyelamatan biasa. Tim penyelamat yang senantiasa memikirkan cara untuk menyelamatkannya sampai memutar otak, namun kondisi yang terus saja tidak terkendali, cuaca yang tidak mendukung, serta baterai ponsel Jung-Soo yang sudah habis membuat tim penyelamat memutuskan untuk berhenti berharap.
Oppa, kau mendengarku? Aku Se-Hyun. Aku tidak tahu kamu berada dimana. Di sana dingin sekali, kan? Kau pasti menderita. ... Tim penyelamat juga tidak akan lanjutkan lagi. Semua akan pergi dari sini. Tim penyelamat telah berakhir, kamu jangan menunggu lagi. Tak akan ada yang ke sana. Aku tahu tak seharusnya bicara seperti ini. Maaf, agak menakutkan berbicara seperti ini. Mungkin. Aku tidak tahu apa kau masih menunggu. Aku masih akan terus menunggu. Maaf. Apa kau masuh hidup? Mereka bilang kau sudah meninggal. Semua mengatakan kamu sudah meninggal. Maafkan aku. Bagaimana kalau kamu mendengarnya? Maaf. Maaf. Maaf. - Se-Hyun
Bencana alam, kalau kita berbicara mengenai hal tersebut maka, Ai yakin yang paling disoroti adalah pemilik atau perancang tempat, masyarakat sekitar, tim penyelamat dan peranan pemerintah dalam menyelamatkan warganya yang terjebak dalam bencana tersebut. Maka semua yang Ai tuliskan di atas akan meramaikan film ini.
Sebuah rasa khawatir dari keluarga yang berharap keselamatannya, kemanusiaan yang kuat dari usaha tim penyelamat disandingkan dengan pemerintah yang hanya numpang mencari muka dihadapan media, demi sebuah nama baik. Tak lupa pula, sebuah perjuangan yang sulit bagi korban untuk terus berada dalam keadaan yang stabil. Meski tidak mudah dan rasa menyerah kadang menyerang psikis-nya, namun sebuah keinginan kuat jika dibarengi dengan usaha yang maksimal dengan segala perhitungannya, akan membuat sebuah keajaiban.
Apa yang menarik dari film ini? Menurut Ai, semuanya. Film yang ringan namun terselip sebuah makna untuk mengingatkan mereka yang sedang berkuasa, serta tak mengurangi unsur kekeluargaan dan rasa kemanusiaan di dalamnya. Menolong bukan suatu hal yang akan membuatmu rugi, malah akan mempererat juga mempertajam rasa empati yang harusnya dimiliki semua orang.
Keseluruhan film ini didukung oleh mereka yang tampil apik, yang memerankan karakter dengan sangat baik. Patut diacungi jempol Ha Jung-Woo yang selalu menghadirkan tepukan tangan yang meriah untuk aktingnya, baik itu serius maupun bercanda, juga para main cast yang menjalankan karakternya masing-masing. Sempat kesal sendiri dengan mereka yang dengan gampangnya memutuskan ingin berhenti berjuang sementara belum ada kepastian yang terpampang nyata tentang sang korban. Kalian bisa membuktikannya sendiri. Peace!
Tak perlu ada yang dikhawatirkan, film ini sangat cocok untuk semua kalangan, mulai dari kakek-nenek, bapak-ibu, saudara-saudari, bisa kalian ajak nonton tanpa mengkhawatirkan sesuatu yang canggung diantara kalian. Kalau kalian menyukai genre ringan dan menantang, ya film ini sangat boleh dicoba. Satu tambahan, dalam film ini kalian bisa membedakan mereka yang benar-benar berusaha menolong dan berempati kepada orang yang kesusahan atau mereka yang hanya mengambil sebuah keuntungan dari penderitaan orang lain.
So, Tidak seperti drama yang mungkin akan menghabiskan banyak waktu, untuk sebuah film, Ai yakin kalian tidak akan kecewa banyak. Apalagi untuk film ini. Hehehe…😁😁
Bonus Asumsi Ai:
Asumsi 1: Relasi Judul dan Cerita
Tunnel, secara Bahasa diartikan sebagai terowongan. Yup! Sudah terjalin relasi yang sangat erat antara judul dan isi cerita. Terowongan yang menjadi fokus latar yang disajikan dari film ini. Bermula dari terowongan baru yang runtuh sementara masih banyak kendaraan yang melintas di dalamnya, cerita bertahan hidup pemeran utama yang terus berlanjut di bawah terowongan, dan cerita bagi mereka-mereka yang berada di luar terowongan, baik dengan maksud berusaha menolong maupun yang hanya datang tanpa ada empati.Karena ini adalah sebuah film, durasi yang singkat, maka tidak banyak asumsi yang bisa Ai pikirkan ataupun sampaikan kepada kalian.
Asumsi 2: Ending
Sekali lagi Ai tegaskan, berbeda dengan drama yang mungkin bisa dibocorkan sedikit, film akan kehilangan kesan misteriusnya jika bagian akhir dijelaskan secara singkat, padat dan jelas. Maka. Khusus untuk review film, Ai akan menjabarkannya secara tersirat.Kenangan seseorang, baik itu kebahagiaan ataupun kesedihan pasti akan membekas di hati orang yang mengalaminya. Tidak akan mudah melupakan sesuatu yang sudah menjadi bagian dari kenangan, yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya dengan dukungan dari orang-orang yang terkasih. Meski dalam prosesnya, kita akan diperlihatkan mengenai sifat asli dari mereka yang berada di sekitarmu.
Okay? Silakan kalian mengartikan maksud tersirat Ai. Hahhaa 😎😎
Jadi, tinggal Man Temans yang menentukan. Yes or No?
Mungkin cukup sekian dari Ai, semoga bisa bermanfaat, kalau ada yang ingin man temans tanyakan silakan sampaikan pada kotak komentar yang ada di bawah atau bisa juga melalui halaman contact blog ini. Terima kasih, selamat berkunjung kembali.
Itu manusia, satu nyawa itu masih hidup, seberapa banyak dia telah menunggu untuk diselamatkan. Aku mohon padamu. - Dae-Kyung
Jadi, tinggal Man Temans yang menentukan. Yes or No?
Mungkin cukup sekian dari Ai, semoga bisa bermanfaat, kalau ada yang ingin man temans tanyakan silakan sampaikan pada kotak komentar yang ada di bawah atau bisa juga melalui halaman contact blog ini. Terima kasih, selamat berkunjung kembali.
Post a Comment for "[#REFILL] Tunnel (2016)"
Silakan berikan komentar kamu, komentar bisa berupa pertanyaan, saran, kritik, maupun request. Dengan syarat dan ketentuan:
- Tidak mengandung link eksternal. Komentar dengan link eksternal kemungkinan akan di-remove
- Tidak mengandung kata-kata yang tidak pantas
- Tidak mengundang provokasi dan miskonsepsi