Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[#REFILL] The Platform (2019)


Man Temans, Selamat datang!

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkunjung, Pada kesempatan kali ini, kita akan berada dalam segmen #REFILL (REview FILm Loh!), yang berisi sekilas info dan review untuk sebuah film yang telah disaksikan sebelumnyaa.

#REFILL – Spanish Movie


Ada tiga jenis manusia, yang di atas, yang di bawah, dan yang jatuh - The Platform

The Platform (2019)

Informasi Umum:

  • Judul: El Hoyo / The Hole / The Platform
  • Genre: Sci-Fi, Horror, Thriller
  • Sutradara: Galder Gaztelu-Urrutia
  • Penulis: David Desola, Pedro Rivero
  • Waktu Tayang: 20 Maret 2020 (Netflix)
  • Premier Tayang: 06 September 2019 (Toronto International Film Festival)
  • Durasi: 94 Menit
  • Bahasa: Spanish
  • Negara: Spain (Spanyol)

Pemeran Utama:

  • IvΓ‘n MassaguΓ© sebagai Goreng
  • Zorion Eguileor sebagai Trimagasi
  • Antonia San Juan sebagai Imogiri
  • Emilio Buale Coka sebagai Baharat
  • Alexandra Masangkay sebagai Miharu
  • Eric L. Goode sebagai Sr. Brambang

Sinopsis:

Film ini berkisah mengenai menara berukuran besar bernama "Vertical Self-Management Center (Pusat Manajemen Mandiri Vertikal) dimana penghuni yang secara berkala bertukar secara acak antara lantai, diberi makan melalui platform yang awalnya berisi makanan, yang secara bertahap turun ke setiap lantai. Sistem ini diberlakukan agar tercipta konflik, dimana tahanan di lantai atas bisa mengkonsumsi makanan sebanyak-banyaknya dan meninggalkan sedikit makanan untuk tahan di lantai selanjutnya.

Sumber: Wikipedia

Nge-Review:

Setiap individu punya pendapatnya sendiri, yaa
Berawal dari teman kerja yang merekomendasikan untuk menonton film ini dengan antusias, awalnya Ai ragu, takutnya tidak sesuai dengan genre yang biasa ditonton, namun ternyata kami memiliki kesesuaian pendapat mengenai genre film. Bisa dibayangkan Ai menonton film yang berasal dari Spanyol ini, yang mungkin bagi sebagian orang akan terasa asing.

Film ini tayang perdana pada Toronto International Film Festival (TIFF) dimana film ini memenangkan penghargaan sebagai People's Choice Award for Midnight Madness, kemudian menandatangani kesepakatan distribusi film secara global melalui platfrom Netflix yang dirilis pada 20 Maret 2020.

Wah, kalau sampai dapat penghargaan, berarti film ini tidak bisa dianggap sebelah mata dong, akhirnya Ai coba cari untuk melunasi rasa penasaran karena cerita sang teman kerja. (Maapin kak, disinggung mulu. Hehehe). Hasilnya? Jreng jreng jreng… Ai kebingungan sendiri liat nama pemeran utamanya dong, Goreng, Ai kira ada kesalahan pada subtitle yang digunakan, ternyata yaa emang namanya Goreng. Sisanya? Yuk ikuti singkat ceritanya!

Goreng terbangun dalam sel beton yang di dindingnya terdapat tulisan nomor 48. Rekan satu sel-nya bernama Trimagasi menjelaskan bahwa mereka berada di fasilitas berbentuk menara dimana makanan setiap harinya dikirimkan melalui platform yang berhenti di setiap lantai dalam waktu tertentu. Seseorang yang berada di lantai bawah hanya bisa mengkonsumsi makanan yang disisakan oleh penghuni di atasnya, dan mereka tidak bisa menimbun makanan (sel akan menjadi panas atau dingin sampai ketingkatan yang fatal jika ada makanan yang disimpan). Setiap bulannya, penghuni akan ditempatkan secara acak di lantai yang baru. Setiap penghuni diperbolehkan untuk membawa satu benda bersama mereka dimana Goreng memilih membawa buku Don Quixote dan Trimagasi membawa pisau asah.

Suatu hari, seorang wanita yang bersimbah darah bernama Miharu turun bersamaan dengan platform makanan dan Trimagasi menjelaskan bahwa Miharu turun ke bagian bawah menara setiap bulan untuk mencari anaknya. Goreng melihat Miharu diserang oleh dua orang penghuni di lantai bawah, dia mempertimbangkan untuk loncat menolongnya tetapi Miharu berhasil membunuh kedua penyerangnnya dan melanjutkan perjalanan menuju lantai bawah.

Melanjutkan pembicaraan, terungkap bahwa Goreng secara sukarela menjadi tahanan selama 6 bulan di Vertical Self-Management Center agar ia mendapatkan gelar diploma, dan Trimagasi menjalani hukuman selama satu tahun atas dakwaan pembunuhan. Selama sebulan mereka menjadi akrab, tetapi saat lantai kembali di acak, Goreng bangun dengan kondisi terikat ke kasur. Mereka ditaruh di lantai 171, dimana makanan di platform tidak aka nada yang tersisa akibat kerakusan para penghuni sebelumnya. Trimagasi mencoba untuk hidup dengan mengorbankan Goreng pada hari kedelapan, namun Goreng berhasil selamat dengan bantuan Miharu.

Bulan berikutnya, Goreng bangun di lantai 33 dengan seorang wanita teman satu sel barunya bernama Imoguiri. Dia membawa anjingnya. Goreng mengenal Imoguri sebagai salah satu petugas resmi administrasi yang mewawancarinya sebelum dirinya dikirim ke penjara. Dia memberitahu Goreng bahwa penjara ini terdiri dari 200 lantai. Dia berkata bahwa dirinya tidak menyadari kondisi yang mengerikan dan secara sukarela mencoba untuk memperbaiki hal tersebut saat dirinya di diagnosa terkena kanker. Imoguiri mencoba untuk menjatah makanannya dan mendorong agar tahanan di lantai bawah mengikutinya tetapi mereka tidak peduli sampai Goreng mengancam akan buang air besar pada makanan tersebut.

Goreng kembali bertemu dengan Miharu saat dirinya turun ke bawah tetapi kondisi Miharu cedera parah diduga karena berkelahi dengan penghuni lantai atas. Goreng dan Imougiri menyelamatkannya dan mengobati luka-lukanya. Goreng menjelaskan kepada Imoguiri bahwa Miharu sedang mencari anaknya, tetapi Imougiri berkata bahwa tidak ada penghuni penjara yang berusia di bawah 16 tahun dan berkata bahwa Miharu masuk sendirian ke dalam penjara.

Cerita berlanjut, Goreng bangun pada satu bulan kemudian di lantai 202 dan mencoba untuk bertahan hidup sendirian, Goreng berhalusinasi tentang Imoguiri dan Trimagasi yang mendorong Goreng untuk membunuh dirinya sendiri. Ia kemudian bangun kembali pada bulan berikutnya di lantai 6. Rekan satu selnya bernama Baharat, berusaha untuk naik ke atas menggunakan tali yang dibawa saat memasuki penjara. Perubahan pikir Goreng karena Imoguiri membawanya pada suatu rencana untuk turun ke bawah dengan menjatah makanan dan meyakinkan Baharat untuk iktu dengannya. Apakah rencana Goreng akan berhasil? Silakan lanjutkan sisa perjalanan mereka. 😎😎

Teman-teman, aku meminta Anda untuk tidak mendekati platform. Kami ingin Anda bergabung dengan gerakan protes damai yang akan mengubah jalannya peristiwa dan menjadi preseden penting. - Baharat

Setelah menonton film ini, sebenarnya Ai masih menunda untuk membuat review film ini, tapi karena melihat preview Running Man dengan konsep film ini, Ai jadi merasa tulisan ini harus terpublikasikan sebelum Variety Show Korea ini tayang, bukan karena alasan khusus, tapi biar kalian bisa langsung ‘ngeh’ saat menontonnya. Meski harus kuakui, Running Man sudah tayang lebih dulu beberapa jam sebelum tulisan ini diterbitkan. Hehehe, Maafkan Ai!!πŸ™πŸ™

Ada yang berpendapat bahwa film ini memiliki konsep dari gabungan film 'Snowpiercer' dan 'The Cube', film ini penuh dengan metafora mengenai sistem kapitalisme yang sangat merugikan orang-orang miskin, istilahnya, Si Kaya semakin kaya dan Si Miskin semakin miskin. Yup! Dengan konsep sebuah penjara yang menjulang ke atas dengan makanan disajikan dari lantai paling atas ke lantai paling bawah, bukan tidak mungkin, beberapa di lantai atas dengan egoisnya tidak memikirkan mereka yang di bawah, apalagi dengan sebuah fakta, bahwa makanan yang tersaji dalam platform tersebut cukup untuk para narapidana di penjara itu. Benar-benar sebuah konsep yang mengkritik sistem.

Sesuai dengan perkataan sang sutradara, Galder Gaztelu-Urrutia, menyatakan bahwa pesan kunci dari film ini adalah "...umat manusia harus bergerak maju menuju disbtribusi kekayaan yang adil", dengan eksplorasi tentang pentingnya inisiatif individu dalam mendorong perubahan politik yang mengkritik sistem kapitalisme dan sosialisme. Selain itu, makanan mewah di film ini diperlakukan seperti karakter lain dari cerita, yang secara estetis ditampilkan menggunakaan peralatan makan yang digunakan di Istana Versailles yang mengambarkan "keinginan yang berlebihan, erotis, berlimpah" yang "dinodai" ketika platform yang hampir kosong mencapai sasaran, yaitu narapidana yang kelaparan di lantai-lantai bawah. Miriplah dengan apa yang terjadi selama pandemi Covid-19, bagaimana krisis bisa mengekspos tidak hanya strata dalam kehidupan bermasyarakat tetapi juga untaian keegoisan yang tidak berubah yang dikodekan ke dalam DNA manusia.

Jadi jelas sekali, film ini diceritakan bahwa sebenarnya mereka bisa berbagi sumber daya kepada yang lain, namun psikologis manusia dan karakteristik sosial dan keserakahan berlebihan dari tiap pemain, mengakibatkan sumber daya digunakan dengan cara yang tidak tepat dan terkadang berlebihan sehingga menyebabkan sistem rusak, orang-orang mati kelaparan dan platform tidak bisa difungsikan seperti seharusnya. Nah, ketika peraturan dijalankan oleh dua pemain dalam film, platform mulai bisa melayani seluruh pemain dan skenario ini menjadi representasi kedewasaan dari seluruh populasi namun tetap ada sifat otoriter yang tercipta, sehingga salah satu solusi untuk menyelamatkan sistem disampaikan dengan tersirat oleh film ini.

Ah iya, untuk kalian yang tidak bisa menonton adegan-adegan sadis, penuh darah dan menjijikkan, lebih baik tidak menonton film ini, kalaupun ingin menonton, bisa diatasi dengan melompati bagian-bagian itu. Bagi yang ingin menonton, baiknya perut kalian tidak dalam keadaan penuh apalagi ditonton saat makan. Sama sekali TIDAK direkomendasikan. Next!!

Seperti yang Ai sampaikan di atas, nama karakter dalam film ini terdengar unik dan tidak asing bagi orang Indonesia. Ai jadi penasaran, apa hubungan film ini dengan Indonesia? Kalian pun pasti akan sama penasarannya, mungkinkah aka nada kisah seperti Pierre Coffin, sutradara 'Despicable Me' dan 'Minions' yang beberapa kali menyisipkan frasa-frasa bahasa Indonesia di dalam dialog minion karena ibunya adalah Nh. Dini, orang Indonesia, dan dia sempat ke Indonesia. Namun ternyata hasilnya tidak demikian, sutradara maupun penulis film ini tidak mempunyai ikatan kehidupan masa lalu dengan Indonesia.

Kemungkinan yang bisa terjadi adalah mereka terinspirasi dari kehidupan masyarakat dengan kesenjangan sosial di berbagai negara dan Indonesia menjadi salah satunya. Media Spanyol, La Republica, menjelaskan mengenai asal-usul penamaan tokoh. Namun, dia hanya menyebutkan poin-poin bahwa Goreng adalah nama yang bisa berasal dari bahasa komunitas Noongar, penduduk asli Australia (bahasa Koreng/Goreng) dan juga digunakan oleh orang Indonesia, Malaysia, dan Singapura untuk menyebutkan proses memasak. Sementara itu, Trimagasi mengacu pada bahasa Melayu terima kasih. Imoguiri, berasal dari nama Imogiri di Indonesia (yang terinspirasi dari bahasa Sansekerta Himagiri - gunung tinggi). Kemudian, Baharat, adalah rempah-rempah Timur Tengah, dan Brambang adalah bahasa Jawa dari bawang merah.

Perubahan tidak pernah terjadi secara spontan. - Goreng

Hal lain diungkapkan oleh pengguna Stackexchange dengan nama akun FN.R, dia menyebutkan bahwa The Platform bisa saja menyinggung mengenai kepemimpinan lawas beberapa negara di Asia Tenggara, sebut saja Kamboja dan Indonesia, kemudian menghubungkan nama-nama tersebut dengan apa yang dilakukan pada tokoh.

Goreng, adalah tokoh protagonis dengan latar belakang paling bersih dan noble. Ada satu hal menarik terkait penamaan ini. Dalam buku El Ingenioso Hidalgo Don Qvixote de la Mancha yang dibawa oleh Goreng, terdapat sebuah quote yang cukup terkenal: "you will see when the eggs are fried (al freΓ­r de los huevos lo verΓ‘)", atau kalian bakal tahu kapan telurnya matang / selesai digoreng. Maknanya adalah waktu akan menjawab semua pertanyaan kalian. Goreng bisa saja merujuk pada quote tersebut, karena buku yang dibawa oleh Goreng cukup disorot tetapi enggak dibahas lebih lanjut.

Trimagasi adalah nama yang diambil dari frasa terima kasih. Trimagasi adalah sosok yang memberi tahu Goreng tentang yang terjadi di Platform, menyadarkan Goreng tentang bahaya yang mengancam (melalui perilaku kanibalismenya), dan juga menjadi sosok yang memberi tahu Goreng bahwa anak Miharu tidak membutuhkan pengasuh. Trimagasi adalah sosok kunci yang membuat Goreng jadi tahu yang harus dia lakukan dan keputusan yang harus diambil, untuk itu, bisa saja dia harus "berterima kasih".

Imoguiri terinspirasi dari nama Imogiri, sebuah daerah di Yogyakarta yang di dalamnya terdapat makam raja-raja (para petinggi). Uniknya, sebelum masuk ke dalam sel, Imoguiri adalah seorang admin di penjara tersebut (dalam pandangan para narapidana, dia tentu adalah pejabat). Dia masuk dengan keyakinan bahwa dia bisa memperbaiki keadaan di Platform. Namun, tentu saja Imoguiri tidak bisa memperbaikinya. Bukan karena dia berniat jahat, tetapi sederhananya, dia tidak terlalu paham kondisi di sana, bahkan salah saat menebak jumlah lantai dalam penjara.

Tokoh Imoguiri ini sama seperti para pejabat atau petinggi yang merasa bahwa mereka paham masalah di tengah masyarakat, tetapi nyatanya mereka hanya tahu soal teori tanpa praktik, bisa berceramah soal pentingnya berbagi dan pentingnya tidak saling membunuh, tetapi mereka yang pernah kelaparan pasti akan kalap ketika dihadapkan dengan makanan yang melimpah. Mereka yang terinjak, akan mengeluarkan sisi beringasnya. Imoguiri, dalam bahasa Sansekerta, Himagiri (gunung tinggi) terlalu "tinggi" untuk memahami hal-hal itu.

Baharat adalah istilah Timur Tengah buat rempah, dan Brambang adalah bahasa Jawa dari bawang. Keduanya hadir di tengah masyarakat Asia Tenggara tidak hanya sebagai makanan, tetapi bagian dari budaya. Bahkan, keduanya menjadi elemen-elemen yang menjadikan makanan lezat dan bisa dinikmati. Baharat dan Brambang adalah dua orang yang cukup bijak dan berusaha buat mewujudkan "kesetaraan". Jadi, mereka menjadi simbol harapan di tengah kesenjangan sosial dan chaos di penjara tersebut.

Kesimpulannya, The Platform bukan cuma tentang Indonesia. The Platform adalah sebuah film unik, filosofis, sekaligus menjijikkan yang bikin kita bertanya-tanya tentang seberapa mengerikannya manusia.

Jangan berbicara dengan orang-orang di bawah, karena mereka di bawah. Orang-orang di atas tidak akan menjawabmu, karena mereka di atas, jelas. - Trimagasi

So, Tidak seperti drama yang mungkin akan menghabiskan banyak waktu, untuk sebuah film, Ai yakin kalian tidak akan kecewa banyak. Apalagi untuk film ini. Hehehe…😁😁

Bonus Asumsi Ai:

Asumsi 1: Relasi Judul dan Cerita

The Platform diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah platform. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, platform berarti: 1. Rencana kerja atau program; 2. Pernyataan sekelompok orang atau partai tentang prinsip atau kebijakan; 3. Tempat yang tinggi, panggung, pentas, mimbar; 4. Beranda stasiun. Dari semua pengertian ini, Ai bisa melihatnya dari sisi yang ditampilkan oleh film ini.

  1. Sudah nampak bahwa keseluruhan film ini merupakan suatu rencana kerja atau program yang dibuat oleh Si Pemilik dengan harapan hasil akhirnya dapat menjadikan mereka bersikap peduli sesama manusia, bukan hanya sesama tingkatan.
  2. Film ini juga mencakup prinsip dan kebijakan yang terjadi dalam masyarakat di dunia ini, agar dapat diubah menjadi lebih baik lagi, sekelompok orang atau partai yang dimaksud di sini adalah Si Pemilik dan mereka yang bekerja pada sistem tersebut.
  3. Tempat dalam film ini merupakan tempat yang tinggi, dilihat ke atas maupun ke bawah seperti tidak punya ujung, yang sekaligus menjadi panggung untuk mereka-mereka yang berada di balik layar pembuatan sistem ini.
  4. Mirip dengan nomor 3, membahas mengenai tempat, yang mana tempat dalam gedung ini berupa beranda di tengah, yang juga merupakan tempat pen-distribusi-an makanan sebagai sumber tenaga satu-satunya. 
Karena ini adalah sebuah film, durasi yang singkat, maka tidak banyak asumsi yang bisa Ai pikirkan ataupun sampaikan kepada kalian.

Asumsi 2: Ending

Sekali lagi Ai tegaskan, berbeda dengan drama yang mungkin bisa dibocorkan sedikit, film akan kehilangan kesan misteriusnya jika bagian akhir dijelaskan secara singkat, padat dan jelas. Maka. Khusus untuk review film, Ai akan menjabarkannya secara tersirat.

Akhir kisah dari The Platform dipenuhi dengan berbagai interpretasi. Pada layar, terlihat bahwa Goreng dan Baharat menemukan anak Miharu, yang ternyata seorang perempuan. Baharat, masih memegang sebuah panna cotta yang tersisa, enggan memberikan makanan itu kepada anak Miharu karena ia ingin memberikannya itu ke platform level atas, supaya para koki di atas paham bahwa mereka semua berhasil buat berbagi.

Namun, Goreng bersikeras bahwa anak Miharu adalah pesannya. Jika anak Miharu bertahan hidup, hal tersebut bisa meyakinkan para pemberi makanan dan otoritas di atas, bahwa mereka semua tidak layak diperlakukan seperti itu lagi, karena rasa kemanusiaan mereka masih ada.

Setelahnya, Goreng memeluk anak Miharu di elevator makanan, lalu mereka turun ke lantai terbawah. Di sana, Goreng bertemu dengan Trimagasi (yang seharusnya sudah mati). Trimagasi mengajak Goreng untuk turun, meyakinkannya bahwa anak Miharu enggak butuh pengasuh. Dia akan baik-baik saja, dan sukses.

Ada dua interpretasi. Pertama, bahwa apa yang dialami Goreng itu nyata dan Trimagasi enggak mati. Dia berhasil melewati tes dan untuk itulah dia bebas. Hanya saja, ada yang bilang bahwa semua yang dialami Goreng di saat-saat terakhir, mulai dari bertemu anak Miharu bersama Baharat, memberinya panna cotta, turun ke bagian paling dasar platform, dan dijemput Trimagasi, adalah imajinasi-imajinasi Goreng menjelang kematiannya.

Dalam sebuah wawancara, Galder Gaztelu-Urutia mengatakan bahwa dia mengizinkan penonton untuk memiliki interpretasi berbeda mengenai The Platform. Namun, dia mengatakan, "Bagi saya, lantai 0 (dasar) itu enggak bener-bener ada. Goreng sebelumnya sudah mati dan (adegan) itu cuma imajinasi Goreng tentang apa yang seharusnya dia lakukan".

Okay? Begitulah akhirnya, semoga kalian mengerti maksud tersirat dari film ini.

Jika semua orang hanya makan apa yang mereka butuhkan, makanan akan sampai pada level terendah - Imoguiri

Jadi, tinggal Man Temans yang menentukan. Yes or No?

Mungkin cukup sekian dari Ai, semoga bisa bermanfaat, kalau ada yang ingin man temans tanyakan silakan sampaikan pada kotak komentar yang ada di bawah atau bisa juga melalui halaman contact blog ini. Terima kasih, selamat berkunjung kembali.
Ai (아이)
Ai (아이) Seorang amatiran yang mencoba menulis hal yang disukainya.

Post a Comment for "[#REFILL] The Platform (2019)"